Attitude of Gratitude

Claudia Angelina
4 min readFeb 2, 2021

--

Haiiii semuaaa.. Gimana rasanya udah melewati bulan pertama di tahun 2021? Puji Tuhan, kita bisa melewati tahun 2020 dan masuk di 2021, dan sudah menjalani tiga puluh satu hari pertama di 2021 dengan baik.

Saya jadi teringat saya pernah mengikuti sebuah seminar motivasi, dengan pembicara seorang terkenal dengan quote motivasinya, bukan.. bukan.. jalan emas di tivi itu bukan kok bukan beliau. Ada lagi terkenal banget, saking excitednya itu circa 2013 apa 2014 gitu deh, saya bawa notes, dan siap-siap mau nyatet. Pembukaannya bagus tuh, tapi belum sampai pertengahan ada statement yang luar biasa yang membuat saya akhirnya memutuskan udahan ah, ga usah diikuti lagi. Beliau berkata seperti ini “Saya pengen tau, bisa ga Bapak-Ibu bersyukur kalo dalam keadaan susah, dalam keadaan ga punya uang, dalam keadaan sulit. Pasti ga bisa, saya yakin ga ada yang akan bisa bersyukur dalam keadaan seperti itu, itu hal yang mustahil”
Perkataannya menghentak saya pada saat itu, saya merasa ini berbeda dengan prinsip yang diajarkan kepada saya sejak kecil. Mungkin beberapa dari teman-teman sekalian juga setuju dengan Bapak tersebut. Banyak dari kita berpikir, ga mungkin bisa bersyukur jika tidak dalam keadaan baik. Justru disitulah tantangannya, jika kita hanya bersyukur disaat keadaan baik, apa bedanya dengan orang yang tidak percaya adanya TUHAN?

Bersyukur hal sederhana yang kerapkali terlupakan, emang lebih gampang ngeluh kan daripada bersyukur, jadinya membuat orang2 males bersyukur bahkan lupa bersyukur.

Kita lebih sering menadahkan tangan meminta kepada TUHAN, tetapi lupa mengatupkan tangan bersyukur ketika doa-doa kita sudah terjawab.

google image

Beberapa kali saya mendengar orang berkata, “gimana mau bersyukur hidup saya tuh susah, ga kayak dia mah enak, mau apa tinggal beli, mau makan tinggal jajan, saya harus kerja keras.” atau statement yang sudah saya dengar sejak kecil, bahkan saya pun diajarkan seperti itu “belajar bersyukur, lihat kebawah banyak orang ga makan, jangan lihat ke atas” familiar ga dengan ungkapan seperti itu?

Semakin dewasa, saya akhirnya mengerti, ga perlu kok liat atas bawah kalo mau bersyukur, ga perlu juga membanding-bandingkan hidup kalo mau bersyukur, karena sesungguhnya kunci dari gimana caranya bisa bersyukur adalah GA NGEBANDINGIN DIRI DENGAN ORANG LAIN. Udah itu aja.

Saya mau bagi tips, gimana caranya kamu dan saya (KITA semua) bisa bersyukur DALAM SEGALA HAL seperti perintah TUHAN dalam 1 Tesalonika 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Pertama, Jangan Iri. Iri hati itu seperti ulat yang ngegerogoti daun ijo, si daun lama2 jadi bolong dan jelek, iri hati kayak gitu, bikin hati jadi jelek bawaannya julid mulu jadinya. Setiap berkat dan perkenanan Tuhan kepada setiap orang berbeda-beda, perkenanan akan mendatangkan berkat. Berkat saya dan berkat kamu berbeda porsi dan jenisnya.

Jika kita saling iri satu sama lain dan terlalu sibuk menghitung dan memperhatikan orang lain, kita tidak akan punya waktu untuk bersyukur. Jika kita terlalu iri untuk melihat bagaimana TUHAN memberkati orang lain, kita akan terlalu focus sampai lupa BERKAT yang TUHAN sediakan buat kita juga banyak.

Iri hati hanya akan menjadi tikus penggerogot sukacita. Iri hati hanya akan membuat orang semakin mendengki. Orang yang iri hati ga akan pernah bisa merasa cukup. Orang yang iri hati tidak akan pernah bisa bersyukur.

google images

Supaya ga iri , jangan BANDINGKAN apa yg kita ga punya dengan apa yang orang pny. Tak pernah kita membandingkan pergumulan orang lain dengan “waw pergumulan dia besar sekali, saya juga mau dong kayak gitu”, mengapa kita selalu membandingkan berkat?

Ungkapan “rumput tetangga selalu lebih hijau” itu berlaku, karena kamu selalu meratiin rumput tetangga, sampe lupa merawat rumput sendiri. Rumputmu terbengkalai, rumput tetangga rapih. Jadi, stop BANDINGKAN DIRI dengan orang lain.

Membandingkan diri dengan orang less-fortunate than us juga bukan sebuah solusi baik. Tega nian kamu membandingkan diri dengan mereka yang “dibawah”, itu berarti kamu menganggap dirimu lebih hebat dan lebih tinggi daripada mereka, dengan kata lain kamu menghina mereka. Ingat deh, kalo kita menghina ciptaan TUHAN, maka artinya kita sedang menghina Sang Pencipta.

Kedua, jangan tempatkan rasa syukur dengan kata “jika saya sudah …. (mencapai sesuatu, punya sesuatu, dll) baru saya bisa bersyukur”.

Beberapa hari lalu, saya menemukan quotes di Pinterest tulisannya “if you have a family that loves you, a few good friends, food on your table and a roof over your head. You are richer than you think”

Rasa syukur tidak akan pernah bisa diucapkan tanpa disertai dengan rasa cukup, rasa cukup bukan berarti kita puas dan pasrah pada suatu keadaan sehingga menjadi malas dan tidak mau bekerja dan tidak mau maju. Rasa cukup adalah rasa yang membuat kita memahami kita ada dan diberkati bukan karena kehebatan tapi karena belas kasihan dan kemurahan hati ALLAH.

google images

Mengucap syukur bukanlah mengenai mendapatkan apa yang kamu inginkan, melainkan berterima kasih kepada TUHAN atas apa yang kamu punyai sekarang ini. Kalo sekarang kamu tidak bersyukur untuk apa yang sudah kamu punyai, apa yang membuat kamu berpikir kamu akan lebih bahagia jika memiliki lebih?

Jika ingin memiliki hidup BAHAGIA, mulailah dengan BERSYUKUR hari ini.

Bersyukur dulu, bahagia kemudian

Yuk, kita belajar bersyukur. Apa yang kamu syukuri hari ini?

--

--

Claudia Angelina

Penyuka kopi yang suka nulis tentang relationship dan kehidupan 💕