BUCIN
:: saya terinspirasi menulis tulisan bucin ini karena IG story dari Calvin Chandra di Instagram yang temanya bucin moments, bucin spends, dll ::
BuCin ini istilah yang cukup populer belakangan ini di kalangan anak milennial, dan surprisingly anak-anak milenial yang akrab dengan istilah ini, level kebucinan-nya paraahh pisaann. Etapi, apa sih bucin itu? Kalo kita tanya ke orangtua kita, mereka pasti ga tau istilah ini. Soalnya jaman mereka ga ada istilah bucin hahaha. BuCin itu singkatan Budak Cinta (menurut korban bucin, kan ya emang kalo lagi cinta-cintanya bisa jadi bego dan goblog). Sebenarnya nyaris semua orang pernah berada dalam fase kebucinan ini, ada yang versi bucin ngebayarin semua, bucin jadi tukang anter-anter, bucin jadi tempat pinjem duit sampe ngutang, bucin jadi tukang bersih-bersih rumah-kost-apartemen, dll), semua orang pernah bucin pada masanya. Seperti semua orang pernah alay pada masanya.
Kalo kita peratiin, BuCin itu sebenarnya bukan karena orangnya bodoh atau goblog, tetapi hasil dari hati yang haus akan cinta, jadi untuk supaya tetap dicintai si korban bucin akhirnya mengabdikan diri dan melakukan apapun untuk menjaga hal itu. Jadi dari yang BUtuh diCINtai, akhirnya menjadi BUdak CINta.
Di kehidupan saya sehari-hari, orang-orang disekeliling saya juga ada beberapa yang sebenarnya mereka bucin tapi ga nyadar. Pengabdian tiada tara yang patut diacungi empat jempol, anter jemput dini hari subuh tanpa mengenal waktu, bayarin belanjaan tanpa mengenal tanggal tua muda, dibentak-bentak depan banyak orang tanpa mengenal harga diri juga udah, dan masih banyak lagi bentuk pengabdian atas nama cinta lainnya yang bikin orang waras geleng-geleng kepala dan jomlo jadi baper. Beberapa orang yang saya tanyakan alasan mengapa mereka segitu mengabdinya pada sang pacar (bahkan belum jadi pacar), menjawab “daripada ribut entar gw ditinggalin”, atau “gw sayang dia jadi gw lakukan”, atau “kan yang laen juga gitu, jadi normal aja kayaknya yang gw lakukan”. Sebenernya ga ada salah atau benar dalam kebucinan ini, hanya saja wajar atau tidak.
Kamu pelaku kebucinan atau korban kebucinan nih? coba yaa kita liat ciri-cirinya karena biasanya para budak cinta ga merasa bahwa dirinya diperbudak oleh cinta yang mengarah pada hubungan yang ga sehat (alias toxic relationship), akhirnya jatuh bangun terus di hubungan yang ga sehat itu, berantemnya malah jadi abusive, mungkin ga dipukulin tapi verbal abuse dikata-katain dengan kasar, dihina, diremehkan, atau dibentak-bentak. Biasanya si bucin akan berpikir “oh emang dianya emosian, aku ga boleh bikin dia marah”, jadilah makin naik level kebucinannya. Akhirnya rela melakukan apapun, demi si pasangan ga marah, ga ngambek, ga mutusin, dan ga lainnya.
Bagi saya, wanita sebaiknya pun harus belajar mandiri dan tidak memperalat para pria untuk jadi supir, kurir, tukang angkat, ATM pribadi, kreditur pribadi, tukang reparasi, tukang servis AC, tukang apa lagi lah isi sendiri aja. Para pria pun sebaiknya juga gitu, janganlah wanita dijadiin tukang masak, tukang catering yang nyiapin lunch dianterin pula, tukang cuci, tukang bersih-bersih, dll.
Terus kalo udah terlanjur terjebak dengan kebucinan gimana donk, apa harus tetap stay dengan level yang semakin naik atau keluar? Jawabnya terserah kamu gimana karena itu hubungan yang kamu jalani, dan keputusan ditanganmu, tapi sekiranya kamu kepikir pengen keluar dari hubungan yang level bucin nya semakin meningkat, mungkin tips ini bisa membantu. (saya menuliskan apa yang menurut pengalaman saya ya)
Pertama, belajar tegas. Tegas bukan berarti bossy atau jadi jahat dan judes. Tegas itu tau mana yang wajar mana yang ga, berani ngomong ga waktu ga suka atau gamau. Kebiasaan yang menempel di hidup kita sebagai orang Indonesia adalah sungkan yang luar biasa mendarah daging sampai ke tulang sumsum dan mengalir di darah dan DNA kita. Kesungkanan ini membuat akhirnya orang-orang tegas menjadi dianggap kasar atau judes, padahal tidak. Ketegasan berarti tau apa yang sesuai, apa yang diingini, ga muna-lah intinya.
Kedua, putusin. Kalo tegas udah ga mempan, putusin lah kalo kamu udah ga kuat lagi dengan kebucinan yang ada. Saya percaya orang bisa berubah, tapi lebih baik dia berubah dulu baru jalin hubungan dengannya, kalo ga, yawes buanglah mantan pada tempatnya.
Kamu terlalu mulia untuk jadi budak bagi pasangan yang salah, berkorbanlah bagi orang yang tepat untuk menerima dan menghargai usaha dan cintamu. Cintailah orang yang mencintai TUHAN, karena jika ia mampu mencintai TUHAN, tentu ia mampu mencintai ciptaanNya yang berharga, yaitu pasangannya.
Wahai para wanita, kamu terlalu berharga untuk dijadikan budak bagi orang yang tidak menghargai cintamu. Cintailah TUHAN, letakkan hatimu padaNYA, dan TUHAN akan mempertemukan kamu dengan pria yang layak menerima cintamu. Bahasa kasih universal semua wanita adalah DIKASIHI, itulah sebabnya ada hukum dalam Alkitab yang mengatur bahwa setiap istri (wanita) harus dikasihi oleh suami (pria).
BuCin membuatmu menjadi pengemis cinta, padahal jika kamu sadari, kamu dipenuhi oleh cinta dari keluarga, teman, dan komunitasmu. Follow your heart, but please take your brain with you.
Wahai para pria, kamu juga diciptakan oleh TUHAN untuk menjadi kepala, bukan budak, jangan mau donk dijadiin tukang-tukangan apalagi dijadiin ATM. Carilah TUHAN dan TUHAN akan membuatmu menemukan wanita yang menghargai cintamu. Bahasa kasih universal semua pria adalah DIHORMATI, pria yang dihormati akan mengasihi wanitanya, dan wanita yang dikasihi akan menghormati prianya. Hukum ini tidak berlaku siapa lebih dulu mengasihi atau menghormati, tetapi berjalan bersamaan.
Kalo kamu ditinggalin karena yang lebih kaya, lebih atletis, lebih ganteng, dan lebih lainnya, ya syudah bersyukurlah, kamu cuman kehilangan orang yang ga menghargai cintamu, tetapi dia kehilangan orang yang mencintainya.
Gaes, kalo kamu ngerasa takut sepi, carilah komunitas, kalo bingung komunitas apa, mulai dari hobi aja. Cari kesibukan, gabung dengan organisasi sosial tertentu, atau cari hobi baru, belajar hal yang baru. Terus, ga usah ikut-ikutan, BuCin bukan trend yang harus diikutin dan dicoba, entar terjatuh, tersesat dan tak tau arah jalan pulang loh kalo udah terjebak kebucinan level akut.
Inget aja kamu berharga, kamu penting, kamu mulia, kamu bernilai, jadi jangan mau jadi budak. Bergaullah dengan orang-orang yang mengasihimu dengan tulus, tanpa embel-embel kalau, tetapi mengasihi dengan walau. Kasih dengan kalau, selalu menuntut, tetapi kasih dengan walau (walau kamu ga sempurna, walau kamu belum mandi, walau kamu ga dandan, walau kamu blablabla) selalu membangun dan membuatmu maju dan meningkat ke arah lebih baik. Jika tangki cintamu penuh, kemungkinan kamu untuk menjadi bucin itu sedikit, karena kamu sadar dan kamu mencintai dirimu sendiri, kamu sadar dan kamu tau dirimu berharga.