The Explicit Gospel (Matt Chandler)

-Injil yang Jelas-

Claudia Angelina
4 min readJun 6, 2024

Ternyata..

Kita bisa saja menjadi Kristen berpuluh tahun dan tidak mengenal Injil sama sekali. Kok bisa sih?! Ya bisa aja, saya juga baru menyadari bahwa saya belum mengenal Injil belakangan ini kok. Pandemi kemarin ini menjadi sebuah momen dimana saya belajar tentang Injil, berawal dari penasaran mengapa ada hashtag #BringBackTheGospelTo ThePulpit, ikutan segala jenis webinar untuk mengatasi penasaran, sampai akhirnya saya mengerti saya butuh Injil. Belajar tentang Injil mengubahkan bukan hanya hati saya, tetapi pemahaman dan pengenalan saya akan Kristus serta kasih karuniaNya, bahkan mengubahkan kehidupan doa saya juga.

Daaann beberapa waktu lalu saya direkomendasikan untuk membaca buku The Explicit Gospel, buku ini membahas Injil dengan sangat jelas (ya sesuai judul bukunya ya) dan dengan detail.

Berada di dalam gereja tidak menjamin kita mengerti Injil, memang di Gereja pasti diberitakan tentang Kristus, gimana menjadi orang yang baik dan bermoral, gimana kita diajarkan untuk tidak melakukan hal-hal yang buruk, tetapi ini bukanlah berita Injil. Mungkin kita bingung, mengapa kita harus tau tentang Injil dan mengapa kita harus belajar tentang Injil, bukankah setiap orang menjadi Kristen karena sudah mendengar Injil? Injil apa sih sebenarnya?!

Nah, tandanya perlu baca buku ini nih biar lebih jelas. Saya coba rangkumin sedikit tentang buku ini yaa..

Matt Chandler membagi pembahasan tetang Injil dengan dua sudut pandang, “bawah” dan “atas” (Eng : The Gospel on the Ground and The Gospel in the Air) — kalo diterjemahkan ke Indo jadi Tanah dan Udara, berasa jadi Avatar hahaha, jadi diterjemahkan sebagai Bawah dan Atas yaa — .

Bagian yang “bawah” (ground), ia menceritakan cerita Alkitab tentang Allah, Manusia, Kristus dan Respon, disini kita akan melihat kuasa kasih karunia bagi perubahan manusia. Saat kita melihat Injil dari bawah, kita dapat melihat dengan lebih jelas karya salib dalam kehidupan kita, orang-orang di sekeliling kita bagaimana karya salib dapat mempesona dan menghidupkan hati yang telah mati karena dosa. Dalam bagian “atas” (air), penulis mengajak kita melihat bagaimana rasul Paulus menghubungkan keselamatan manusia dengan pemulihan kosmis di Roma 8:22–23

Rom 8:22 Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.

Rom 8:23 Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.

Di bagian ini kita menemukan kisah penciptaan, kejatuhan manusia dalam dosa, pendamaian dan penyempurnaan, yang membahas melalui kesaksian Alkitab tentang karya penebusan Kristus, yang artinya kita dapat melihat bahwa Injil bukan hanya bersifat personal tetapi juga berhubungan dengan seluruh jagad raya. Dalam Roma 8:22–23 ini, dapat kita lihat bahwa Injil adalah pemenuhan dari kerinduan seluruh ciptaan yang telah jatuh dalam dosa tetapi juga (dan yang terutama) pemenuhan kerinduan umat manusia, satu-satunya makluk yang diciptakan segambar dan serupa dengan Allah.

Dalam buku ini salah satu pernyataan yang saya sukai adalah “if we don’t understand the bad news, we will never graps the good news” (jika kita tidak mengerti kabar buruknya, kita tidak akan pernah mengerti (memegang dengan kokoh) kabar baiknya).

Dan ini benar sekali, kabar buruknya bukan hanya kita tidak memenuhi setiap tuntutan dari hukum taurat, tetapi melalui pekerjaan taurat tak ada satupun dari manusia yang akan dibenarkan di hadapan Allah (Galatia 2:16). Coba aja baca kitab yang paling sering di-skip saat pembacaan Alkitab tahunan, kitab Imamat, banyak orang skip pembacaan kitab ini karena terlalu membosankan bagi mereka. Padahal, pada dasarnya Imamat adalah cara Allah menyatakan hitungan penebusan, bahwa dalam setiap dosa yang dilakukan ada harga yang harus dibayar, entah itu merpati, seekor domba atau kambing atau sapi, tergantung pada dosa apa yang dilakukan oleh manusia. Tapi inilah sistem ibadah yang dijalani oleh umat Israel, terlihat brutal dan penuh darah, tetapi itu menunjukkan kekudusan Allah yang tak dapat dihampiri oleh manusia berdosa seperti kita.

Kabar baiknya, Yesus mengambil cawan murka Allah dan Yesus menjadi Anak Domba Allah. Murka Allah itu menikamNya, mengalirkan darahNya dan IA menanggung murka Allah atas kita semua. Semua kejahatan, dosa, dan pelanggaran kita ditanggungkan atas Yesus sehingga melalui kematianNya, kejahatan-dosa-pelanggaran kita semua lenyap. Yesus menjadi jembatan yang menjembatani jurang antara manusia berdosa dan Allah melalui tubuh dan darahNya.

Injil adalah sebuah berita, sebuah kabar bukan sekedar nasehat. Dari “bawah”, Injil menyapa kita sebagai individu, sebagai puncak dari ciptaan Allah, sebagai manusia yang dicipta dalam gambarNya, dan menyatakan bahwa kita adalah pemberontak, serta menyatakan Kristus telah menebus kita. Injil dari “bawah” menggambarkan cerita terintegrasi yang dapat kita jabarkan, Allah-manusia-Kristus-respon.

Tak hanya itu saja, Injil dari “atas” (The Gospel in The Air), juga menjadi pembahasan bagian kedua dari buku ini. Dari bagian ini, memberitahu kita bahwa Injil dari “atas” memberi kita konsep tentang cakupan, lingkup dan keluasan dari Injil. Dunia diciptakan untuk kemuliaan Allah, tetapi kemuliaan Allah dalam ciptaan diwujudkan dalam manusia sebagai gambar Allah, yang dicipta untuk menguasa ciptaan, jadi ketika dosa mencemari manusia, merusak manusia, dosa juga mencemari dan merusak dunia. Ini bukan saja mengingatkan kita tentang betapa seriusnya pemberontakan terhadap Allah tetapi juga menunjukkan bahwa pemberontakan manusia terhadap Allah merusak tatanan alami segala sesuatu. Inilah alasannya seluruh Injil harus jelas terkait pemulihan manusia sebagai gambar Allah, dan juga pemulihan seluruh wilayah kemuliaanNya yaitu kosmos (jagad raya) ini.

Jadi, buat kamu yang penasaran apa itu Injil yang jelas, dan mengapa kita perlu belajar tentang Injil walaupun sudah Kristen, serta ada “injil” apa aja yang familiar kita dengar selama menjadi Kristen, kamu wajib banget baca buku ini.

Kita perlu mendengar Injil setiap hari, karena kita melupakannya setiap hari (Martin Luther)

--

--

Claudia Angelina

Penyuka kopi yang suka nulis tentang relationship dan kehidupan 💕