Tiada yang mustahil bagi Tuhan

Claudia Angelina
5 min readJun 1, 2024

--

source : Google Images

Apa yang ada di benak kamu, saat kamu mendengar atau membaca frasa “tiada yang mustahil bagi TUHAN”? Kebanyakan dari kita langsung berpikir bahwa jika ada perkara sulit atau pergumulan yang membutuhkan jalan keluar, solusi yang mustahil, kita terhibur dan menjadi tenang saat mendengar kalimat tersebut.

Kali ini saya ingin membagikan pemahaman saya tentang kalimat ini.

Beberapa waktu lalu, saya mendengarkan lagu “Sampai Akhir Hidupku” yang liriknya :

Bapa, Engkau mengenalku
Lebih dari siapa pun
Engkau tahu ceritaku
Dan isi hatiku

‘Tak peduli masa lalu
Engkau tetap memilihku
Ubahkanku, sempurnakan
Jadi karya yang indah

Kini aku percaya
Tiada yang mustahil bagi-Mu

Kuasa-Mu kuatkanku
Dasarku berharap

Kini aku berserah
Pada rancangan-Mu bagiku
Kuikuti panggilan-Mu
Ku’kan setia sampai akhir hidupku

Saat mendengar (dan menyanyikan) lagu ini, saya jadi memiliki satu pemahaman yang baru tentang kalimat “Tiada yang mustahil bagiMu”. Jika kita memperhatikan kalimat sebelumnya, “Tak peduli masa lalu, Engkau tetap memilihku, ubahkanku sempurnakan, jadi karya yang indah. Kini aku percaya Tiada yang mustahil bagiMu

Sungguhan, tidak ada pribadi yang mengenal kita, dengan segala masa lalu (termasuk seluruh kesalahan, kebodohan, ketidakmampuan, dosa, pelanggaran, keputusan yang impulsif, keegoisan, hati yang pahit dan jahat, belum lagi gosipin dan ngomongin orang, atau mungkin fitnahin orang, kemalasan, ketamakan, iri hati, kemarahan, dll) selain dari TUHAN kita. Dan, sekalipun IA mengenal dan mengetahui seluruh masa lalu kita, DIA tetap menerima kita. Disini saya terhentak dan kemudian menangis sejadi-jadinya, benar-benar akhirnya saya menyadari tidak ada yang mustahil bagi Tuhan dan kasih karuniaNya.

Pertama, kita ini benar-benar manusia berdosa yang seperti sampah, busuk, jahat, tidak ada gunanya, rusak oleh karena dosa, tetapi kasih karuniaNya menemukan kita dan mengangkat kita menjadi anakNya. Faktanya, tidak ada seorang manusiapun yang tidak berdosa. Sejak Adam jatuh dalam dosa, maka seluruh manusia pun ikut jatuh dalam dosa, natur dosa itu ada dalam diri setiap manusia. Dosa membuat kita terpisah dari Allah dan tidak ada solusi untuk mengatasi masalah dosa itu dengan kata lain, manusia mustahil menyelesaikannya. Maka, tiada yang mustahil bagi TUHAN yang pertama adalah kematian KRISTUS di kayu salib yang menebus kita dari dosa, membuat kita yang tadinya terpisah dari Allah mengalami penerimaan dan dibenarkan oleh karena kasih karunia Allah melalui Kristus bagi kita di kayu salib.

1Yohanes 4:10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

Kedua, apa yang biasanya disematkan kepada seseorang yang memiliki banyak kesalahan yang tak termaafkan? Hmm, jawabannya bervaariasi sih ya, ada yang akan menyematkan predikat “Sampah Masyarakat”, “pasti ga punya masa depan deh dia”, “udah ga ketolong lagi”, “dia ga akan pernah bisa berubah”, atau ekstrimnya “MUSTAHIL! DIA TIDAK AKAN PERNAH BISA BERUBAH” atau lebih ekstrim lagi “potong kuping saya kalo dia bisa berubah! GA MUNGKIN!” dan seterusnya dan seterusnya. Ya kaaann?! entah kita yang disematkan label tersebut, atau mulut kita yang menyematkannya kepada orang lain.

Tapi, kabar baiknya, sekali lagi tidak ada yang mustahil buat TUHAN (ngetik ini sambil mewek 😭😭). Orang yang dianggap bodoh atau tidak bermasadepan bagi dunia, saat ia menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, ia bertobat, dan mengalami pembaharuan, hidupnya tidak lagi sama seperti yang dulu.

Sebagai contoh : Paulus. Dulunya, Saulus adalah seorang penyebar teror bagi para murid Kristus, ia tak sungkan mengejar untuk memusnahkan para pengikut Kristus. Sampai suatu ketika, dalam perjalanannya menuju Damsyik dengan misi menangkap para murid Yesus, Saulus malah bertemu dengan YESUS KRISTUS, dan perjumpaannya ini mengubahkan SELURUH KEHIDUPAN SAULUS.

KPR 9:1–3 Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.

Kehidupannya pun langsung berubah sejak saat itu, kasih karunia Allah menyentuh hidup Saulus, dan mengubahkan hidupnya, seperti yang Paulus tuliskan dalam 1 Korintus 15:9–10 bahwa hidup yang ia hidupi sebagai pemberita Injil adalah karena Kasih Karunia Allah.

1 Korintus 15:9–10 Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.

Perubahan hidupnya ini sangat radikal, tadinya penganiaya dan teroris, saat kasih karunia Allah menyentuh hidupnya, Paulus berubah menjadi misionaris yang melakukan perjalanan misi mengabarkan Injil kemana-mana. Dan, semua hal yang dulunya adalah kebanggaan bagi Paulus, ia anggap itu sebagai sebuah hal yang tidak berharga karena pengenalannya akan Kristus lebih bernilai, lebih manis dan lebih berharga dari itu semua.

Filipi 3:6–9 tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat. Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.

Sekali lagi, nyata sungguh bahwa “tiada yang mustahil bagi Allah”, setiap pendosa yang bertobat memiliki masa depan. Saat hidup kita diubahkan oleh Injil dan mengalami pembaruan oleh Roh Kudus terus menerus, kita akan semakin mengalami dan mengecap betapa indah dan manisnya kasih Allah melalui Kristus sehingga dosa tidak lagi menarik dan menggiurkan lagi.

Tiada yang mustahil bagi Tuhan bukan hanya berarti bahwa kita memiliki sakit yang tidak mungkin disembuhkan akhirnya terima mujizat kesembuhan, atau mengalami kesulitan keuangan tiba-tiba mendapatkan uang banyak, tapi saya menjadi semakin paham bahwa tiada yang mustahil bagi Tuhan membawakan saya sebuah pengertian yang baru dan membuat saya semakin menyadari, walaupun dosa dan pelanggaran kita terlalu besar dan mengerikan (menjijikkan) yang sepertinya mustahil bagi Tuhan untuk melihat, jangankan melihat mungkin melirik pun TUHAN enggan karena saking kotornya kita, tetapi dengan cintaNya yang sangat besar, TUHAN bukan cuman melihat, Ia juga memanggil, bahkan memeluk kita, seperti dalam kisah Anak yang Hilang (entah kita si bungsu atau si sulung), Bapa memanggil dan memeluk kita dan menunjukkan kasihNya yang sangat besar itu melalui kayu salib. Sungguh tiada yang mustahil bagi Dia, sekotor, sehina apapun kita, tidak ada yang dapat memisahkan kita dari Kasih KaruniaNya.

Jadi, inilah yang saya dapatkan mengenai kalimat “Tiada Yang Mustahil Bagi Allah”, apa yang tidak dapat diselesaikan oleh siapapun, sudah diselesaikan oleh Allah, sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.

Tuhan melihat kita, mencintai kita dan menerima kita sebagaimana adanya kita. Tetapi, oleh KASIH KARUNIANYA, Ia tidak membiarkan kita apa adanya. (Tim Keller)

--

--

Claudia Angelina

Penyuka kopi yang suka nulis tentang relationship dan kehidupan 💕